Ihwal Trendforecasting
TRENDFORECASTING. Secara harfiah diartikan sebagai laku
cipta sesuatu guna meramal trend mendatang. Misalnya, kita bisa merancang suatu
produk dengan sangat eksploratif, jeli, detail dan cerdas, lalu melakukan uji
coba untuk evaluasi secara kritis dan komprehensif sampai menghasilkan produk
yang mendekati ideal, sehingga produk itu dikonsumsi dan jadi acuan banyak
orang. Katakanlah “memetik masa depan”.
Untuk jadi pemetik masa depan melalui
karya yang membumi dan relevan dengan kekinian, berlatihlah untuk menyeriusi dan
mengintensifkan brainstorming. Ketajaman ide dan karakter sebuah karya
tergantung pada fase ini.
Brainstorming adalah satu fase pencarian materi-materi solusi atas suatu project karya dan eksplorasi ide-ide lazim. Ini fase penting, dengan apa kita mencari ide-ide yang menerobos. Dengan memuntahkannya tanpa difilter norma, apa saja yang terlintas dalam benak, perasaan, imajinasi, bahkan lamunan, kita menjaring ide-ide mengejutkan atau ide-ide yang biasanya dibungkam oleh pola-pola pikiran praktis yang kerap membunuh ide alternatif (liar).
Brainstorming adalah satu fase pencarian materi-materi solusi atas suatu project karya dan eksplorasi ide-ide lazim. Ini fase penting, dengan apa kita mencari ide-ide yang menerobos. Dengan memuntahkannya tanpa difilter norma, apa saja yang terlintas dalam benak, perasaan, imajinasi, bahkan lamunan, kita menjaring ide-ide mengejutkan atau ide-ide yang biasanya dibungkam oleh pola-pola pikiran praktis yang kerap membunuh ide alternatif (liar).
Brainstorming masih dilakukan biasa-biasa saja. Artinya, pelaku
masih menghitung logika, merasionalisasi, menimbang-nimbang, masih menyaring
ide secara normative atau secara teknis. Sehingga, yang terjaring masih berasal
dari wilayah yang terang benderang di otak, alias kelaziman semata. Perlu
keberanian memang untuk memprovokasi mencuatnya ide liar dari bawah sadar, yang
datang dari luar struktur baku ,
yang tidak dipanen dengan mengoperasionalisasikan logika yang ketat. Dan jangan
urung mengaktifkan potensi mengobservasi karya-karya yang terpinggirkan akibat
fetisisme budaya media.