Jumat, 17 Agustus 2012

Hadiah Ultah Indonesia: Utopia

Indonesia Raya  merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia Raya merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya 

PNS upacara. Murid, guru, upacara. 17 Agustus 2012. Seperti tahun sebelumnya. L’Esprit de Corps. Jiwa korsa. Adalah pengembangan kesadaran dan rasa persatuan. Upacara bendera adalah warisan pendahulu bangsa ini untuk sebuah realisasi spirit tersebut. Tapi perlu waspada, dalam jiwa korsa kerap tumbuh bibit chauvinisme; kecintaan atau solidaritas yang tidak proporsional. Maka kadang, upacara sebagai tertib sosial, begitu imperatif alias memaksa, sebagai konsekuensi seseorang memasuki suatu kelompok sosial (instansi, lembaga atau organisasi). Dan 17 Agustus adalah momen suci untuk “pemaksaan” itu.


Bali. Lapangan Puputan Margarana, Renon. Pagi. Para paskibra bersiap serempak langkah menuju tiang bendera. Semangat holistisisme nasionalis para pebaris serempak juga mekar. Saya sempat berada jauh di bibir lapangan. Tak lama, saya meringsut masuk Unit V Gedung Pemprov Bali. Press room.

Senin, 13 Agustus 2012


P a t i  Mati 


Dalam asa bersemayam kutuk
Terbit sakit tak bernama
Keretakan mengabdi pada jiwa
Mapan

Di ambang gerhana kupersembahkan jasad
Erat kugenggam amulet
Niatku penuh melawat ajal
Lama kupersiapkan matiku
Sebab jenuh kental menggenang

Kuhitung jejak dalam hidup
Kueja sebuah demi sebuah
Kurangkai jadi kalimat megah
Kelak jika kutinggalkan semesta
Akan melayang-layang kenangan

Kugadai napas
Kuregang roh
Kujemput wangi narwastu
Kujelang penghabisanku

I d i o p a t i

Menjelang senja kusiap
Dengar konklusi raya
Dari para nazir dan Tuhan sendiri

Bahwa aku tak jadi mati
Adalah hentak warta yang membuatku mati

Dan aku benar-benar mati


                                                Luz




Melawat Lontar di Istananya Sendiri


Dalam lontar tersimpul pengetahuan filsafat, agama, etika, estetika, arsitektur, astronomi, dan pengobatan. Juga cara hidup dan mati yang baik.

JUNI lalu, ada pameran lontar di Art Center. Pameran ini pertama kalinya digelar pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIV. Menyajikan Lontar Usada dengan segenap keluguan, kekayaan, serta suratan takdirnya. Beberapa kali saya datang ke sana, merasa perlu untuk tahu. Jangan sampai bule lebih fasih bercerita tentang lontar dibanding orang Bali sendiri.


Lontar, secara umum, menawarkan hal-hal praktis, sampai filosofis spekulatif. Populasinya tersebar di seluruh Bali, tersimpan di rumah-rumah penduduk seperti Geria, Puri, Jero dan perseorangan.

Sabtu, 11 Agustus 2012


Ara-ku


Ara...
Ada banyak cara menyampaikan sesuatu. Pesan pendek, telefon, bicara lugas dengan bersitatap mata, berbisik, pun diam. Nyaris seluruhnya pernah aku lakukan.

Ara…
Surat bagiku serupa bongkahan relung yang ruah. Yang didalamnya berisi rasa, asa, semesta. Langgam klasik yang (masih) jadi pilihan terbaik bagi manusia yang lebih ekspresif menumpahkan segala melalui tulisan; aku. Anggap ini sebagai paraphrase dari lakuku sebelumnya.  

Rabu, 08 Agustus 2012


Penggalan Spiritualisme di Bawah Kabut Bagus Jati 


Desa Sebatu menyambut saya dengan kabutnya. 10.30 pagi. Tujuan saya Bagus Jati. Konon, sensualitas hutan tropis berpadu dengan kemurnian spiritualitas, harmonis bersama keramahan para karyawannya. Seperti apa?

DESA eksotis ini berada di Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, gudangnya seni, rumah besarnya para seniman. Sebatu yang melahirkan Bagus Jati Health & Wellbeing Retreat, memang punya keanggunan tersendiri.


Perlahan saya memasuki pelataran parkirnya. Dari jendela mobil yang terbuka, semilir bayu menerpa lembut wajah saya. Saya turun dari mobil, berjalan masuk ke tempat yang belum pernah saya datangi. Belum belasan langkah, saya sudah disambut seorang laki-laki dan perempuan. Mereka menyapa dengan hangat. Seorang karyawan berbisik, “Itu Pak Bagus dan ibu, Anda sudah ditunggu sejak tadi.”