P u l a n g
Kepala bisa memilih apa yang diingat dan yang tidak.
Dan aku memilih mengingatnya.
Mengingatmu.
Mengingat malam itu.
ADA sesuatu pada matamu yang teduh
namun tajam dan cepat tahu, yang bertutur langsung pada hal-hal yang sering
kurasakan, hal-hal yang tak selalu hendak kuakui. Ganjil yang manis, eksepsi
yang nyaman. Kita terhubung, terbangun dari suara yang diredam. Diam itu bukan
kebisuan yang luruh, tapi keheningan yang hadir setelahnya.
Keindahan bagiku adalah pandang
matamu yang sejenak, sikap dudukmu yang tenteram, saat kita berada dalam
bekapan langit malam yang menjemput muda jingga. Adamu merubah suhu ruang.
Indah juga pernah datang sebelumnya, waktu itu ada busur penuh warna melengkung
di angkasa. Ada pelangi saat aku mengingatmu.